BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam
pengkajian sastra kita mengenal berbagai teori sastra. Teori-teori yang
digunakan untuk mengelompokan dan menganalisis sejauh mana kekuatan dan
kelebihan serta kelemahan sastra itu sendiri.
Dalam
teori sastra kita mengenal teori ekspresif, dimana karya sastra adalah pengejawantahan
dan bentuk ekspresi dari penulis itu sendiri. Secara sederhana teori ini
menyatakan bahwa sastra akan terbentuk berdasarkan suasana hati pengarang.
Pengarang senang, maka karya yang dihasilkan akan berlatar suasana
menyenangkan. Jika suasana hati sedang gundah gulana maka karya yang dihasilkan
akan berlatar suasana menyedihkan.
Hal ini
akan menjadi menarik jika kita mau menyesuaikan biografi tokoh dengan
karya-karya pengarang. Sebagai hasil pengkajiannya, kita akan mengatahui secara
lengkap dan sempurna tentang pandangan hidup dan idealis pengarang, pesan dan
amanat pengarang, pengalaman hidup dan pelajaran penting dari kehidupan
pengarang, hingga kondisi pribadi pengarang itu sendiri.
Yang
paling penting dari setiap pengkajian dan penelitian karya sastra, peneliti dan
pembaca harus menyadari dengan sangat bahwa masing-masing individu pengarang
memiliki pesan atau gagasan dari setiap masalah kehidupan yang dituangkan dan
hendak disampikan melalui tulisan (dalam hal ini karya sastra).
Dalam bidang
sastra penulis indonesia (khususnya jawa) mengenal dan mengamalkan prinsip sandiwara. Yang berasal dari kata sandi
yang berarti tersenbunyi dan wara yang berarti berita/informasi/pelajaran. Jadi
istilah sandiwara ini juga berlaku dalam proses penafsiran dan pengkajian karya
sastra oleh pembaca maupun peneliti. Pembaca dan peneliti berhak memberikan
penafsiran sesuai dengan kemampuan mereka. Mencari dan membaca pesan yang
terkandung dalam setiap kata dalam karya sastra itu. Maka pemeroleh pelajaran
setiap pembaca relatif berbeda.
Dalam buku
kajian prosa yang ditulis oleh Sutedjo dan kasnadi mengaitkan adanya pertautan
antara karya sastra dengan psikologi, yang disebut psikologi sastra. Ada empat
pengertian dalam hal psikologi sastra. Dan peneliti mengambil makalah dari segi
studi psikologi pengarang.
Berdasarkan
uraian diatas, maka peneliti mengambil penelitian dengan judul “ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DALAM NOVEL
DWILOGI PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA” untuk mengetahui kaitan antara
psikologi pengarang dengan karya sastra yang dihasilkan.
B.
Rumusan Masalah
Mengurai
masalah pada latar belakang diatas peneliti menganalisis berbagai kemungkinan
masalah yang akan dikaji, dan berhasil merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana
kondisi Psikologi pengarang saat ini?
2. Bagaimana
kondisi psikologi tokoh saat ini?
3. Bagaimana
kaitan antara psikologi pengarang dengan psikologi tokoh dalam novel?
C.
Tujuan dan kegunaan
Penelitian
Secara
umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara psikologi pengarang
dengan psikolgi tokoh dalam novel. Beberapa kesamaan yang didapat dari
keduanya, dan pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada membaca melalui
tulisannya.
Adapun secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
kondisi psikologi pengarang.
2. Mengetahui
kondisi psikologi tokoh dalam cerita.
3. Mengetahui
kaitan antara psikologi pengarang dengan psikologi tokoh dalam novel.
Adapun
kegunaan dari penelitian ini diharapkan adalah :
1.
Secara teoritis
Manfaat secara teoritis hasil penelitian
ini bermanfaat bagi pemahaman peneliti terhadap teori sastra, serta memberikan
referensi untuk membuat karya-karya yang lain.
2. Secara Praktis
a.
Bagi peneliti
Bagi peneliti sebagai ajang latihan
untuk melatih daya nalar dan mengasah intelektualiats peneliti. Sebagai bukti
implementasi ilmu yang diterima di bangku kuliah sekaligus memenuhi tugas akhir
pada mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif
b.
Bagi lembaga
Sebagai upaya pelayanan lembaga
dalam hal meningkatkan intelektual peserta didiknya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kajian Teori
Karya sastra banyak ragamnya. Ada puisi, prosa, dan dramaa. Puisi
terdiri atas beberapa ragam, prosapun memiliki ragam. Sementara drama juga
memiliki jenis sesuai dengan sifat karakter yang membedakan antara drama yang
satu dengan lainya.
Dalam mengkaji karya sastra kita mengenal unsur-unsur yang
membangun sebuah cerita . baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur
intriksik karya sastra meliputi Alur, tema, tokoh, penokohan dan setting.
Namun pengkajian karya sastra tidak hanya dikaji dari sisi
pembangun dari dalam, namun juga
dibangun dari unsur-unsur luaran seperti Psikologi, Sosiologi, Sejarah pengarang
yang berpengaruh pada karya sastra.
Faktor-faktor pendukung seperti ini justru memberikan kekuatan
terhadap karya sastra. Salah satu karya sastra yang dominan pada unsur
sosiologi adalah Padang Bulan karya Andrea Hirata. Menjadi Latar sosial
kehidupan pengarang sebagai ide dan inspirasi bagi pengarang membuat, Novel ini
seakan-akan kisah nyata yang banyak memberikan gambaran sosial pengarang.
Dalam buku kajian sastra yang ditulis oleh Sutedjo dan Kasnadi,
salah seorang dosen dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Ponorogo. Menerangkan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang menkaji segala
aspek kehidupan sosial manusia. Dan sedangkan sastra merupakan karya manusia
yang membicarakan kehidupan manusia dengan media bahasa.
Objek kajian sastra meliputi tiga hal, yaitu Sastra tulis, Satra
Lisan dan Sastra Pentas. Sedangkan dalam penelitian ini, penelti mengabil objek
penelitian sastra tulis berupa Novel berjudul Padang Bulan karya Andrea Hirata.
Dalam
pendekatannya sosiologi mengamati pada tiga hal, Sosiologi pengarang, Sosiologi
dalam karya sastra dan Sosiologi Pembaca.
BAB III
BIOGRAFI DAN
KARYA PENGARANG
1.
BIOGRAFI PENGARANG.
Andrea Hirata, Novelis kelahiran
tanah belitong ini tidak hanya dikenal dalam dunia novelis nasional, bahkan
novelis yang mendapatkan sepuluh penghargaan internasional itu telah dijejerkan
namanya dengan berbagai nama novelis internasional. Pada tanggal 23 maret 2010
telah menandatangani Publisher Agreement antara penerbit bentang pustaka dengan
Amer-asia books, Inc, Tuscon, Arizona, USA. Peristiwa ini membuktikan bahwa
putra bangsa memiliki kapasitas yang baik dalam dunia kepenulisan. Dan tentunya
akan memberikan suntikan motivasi untuk penulis-penulis Indonesia untuk
mengikuti jejak langkahnya.
Mengapa harus
karya andrea herata?
Banyak hal
yang sangat unik dari karya-karya adrea. Ide tulisan dengan hasrat
bereksperiment dan cara brfikir yang luas serta dapat menjangkau semua kalangan
membuat buku ini selalu nyaman dibaca. Seperti ada jutaan makna yang dapat
pembaca gali dalam buku-buku adrea herata.
Sangat menarik
untuk mengetahui siapa andrea herata dan latar sosial pengarang. Maka kita akan
tahu latar yang memberikan inspirasi kepada karya-karya andrea herata. Kita akan
mengamati dan membandingkan kekhasan andre herata dalam melukiskan situasi. dan
apa pengaruh-pengaruh psikologi dan sosiologi pengarang.
Kabar terakhir
menyebutkan, andrea herata menetap di Belitong yang mendapat julukan Negeri
Laskar Pelangi dengan kedua orang tuanya. Namun ia sering tinggal di sebuah
kabin dipinggiran sungai, di tepi kampungnya dipinggiran sungai, tanpa jaringan
telpon, tanpa internet dan tanpa listrik. kadang ia secara sukarela mengajar
matematika dan bahasa Inggris untuk anak-anak kecil. Ia juga sering mencoba suaranya sebagai tukang
adzan di masjid.
2.
KARYA-KARYA
Pada penulisan
pertama Andrea Menulis novel berjudul Laskar Pelangi. Novel ini diterjemahahkan
dalam berbagai bahasa, dan menjadi Indonesia yang dibaca oleh masyarakat dunia
setelah sekian lama vacum. Novel ini telah berhasil mendapatkan banyak
perhargaan di luar dan di dalam negeri. Novel yang di filmkan ini juga
memenangkan MIA (Movie Indonesia Award) sebagai film terispiratif dan musik
terbaik. Laskar pelangi menjadi novel fenomenal.
Menyusul
laskar pelangi, dan menjadi novel sambungannya. Muncullah Sang Pemimpi yang
juga berhasil memberikan ispirasi kepada pencita novel di tanah air.
Kemenarikan cerita dan bobot amanat, akhirnya sang pemimpi berhasil di filmkan
meskipun tidak mendapat apresiasi seperti laskar pelangi yang menjadi film
dengan penonton terbanyak berberapa tahun terakhir ini.
Dan masih
dalam satu rangkaian cerita ditulislah Andesor, dan maryamah kapur. Meski tidak
mendapat apresiasi seperti novel-novel sebelumnya. Andesor dan maryamah kapur
menjadi bacaan berbobot.
Dan karya
terakhir munculah Cinta dalam gelas dan padang bulan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
Psikologi Pengarang.
Secara teori, terdapat hubungan antara karya
dengan psikologi pengarang. Bagaimana keaadaan emosional seorang penulis akan
berpengaruh terhadap karya-karya yang dihasilkan. Keadaan yang bahagia tentunya
dapat mengispirasi berbagai karya yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya. Kedua,
setiap penulis memiliki doktrin dan kepercayaan sendiri-sendiri, maka seorang
penulis yang idialisme akan memunculkan sastra dengan terkadung nilai doktrin
yang kuat. Ketiga, melalui jenjang pendidikan. Karena pendidikan bertujuan
mencetak karakter maka penulis banyak menemukan karya sastra yang mengangkat
masalah-masalah pendidikan berangkat dari masalah pendidikan penulis sendiri.
Seperti yang dialami oleh andrea herata.
Maka secara singkat akan dikaji beberapa hal
terkait dengan siapa Andrea hirata dan apa yang ada dalam Novel “Padang bulan”
yang merupakan novel dwilogi dan dilanjutkan dengan cinta dalam gelas.
Salah satu kekhasan penulis adalah, selalu
menulis karya dalam bentuk tetralogi. Secara bersambung dan berhubungan. Dalam
setiap kisah, Adrea Herata secara kreatif mengganti tokoh utama. Dalam Novel
Padang Bulan ini andrea Herata menyebutkan nama Enong, sebenarnya Enong
bukanlah nama sebenarnya, nama ini digunakan untuk nama panggilan kesayangan.
Seperti itulah nama dalam tradisi orang melayu.
Lagi-lagi andrea Herata mengangkat tokoh dari
latar kehidupan sosial dalam strata paling rendah. Lintang adalah anak dari ayah
nelayan miskin yang dibuat semakin miskin dengan kehilangan seoran bapak saat
melaut. Dan sekaran enong adalah Seorang anak dari pasangan kuli timah dan
pekerja serabutan yang memiliki dua orang adik. Dan berkali-kali tokoh miskin
ini dibenturkan dengan masalah biaya jika harus berada di sebuah reguler.
Mereka dipaksa kerja siang dan malam hanya untuk membiayai sekolah.
Sebegitu burukkah kondisi pendidikan Indonesia
di mata Andrea Herata?
Mungkin iya
jika andrea mengambil referensi dari berbagi pendidikan di moskow tempat ia
mengenyam pendidikan dan dinegara kita secara nyata mempeributkan masalah
materi yang tak kunjung selesai.
Setiap murid di sekolah pasti pengalaman
belajar dari sekolah tempat mengeyam pendidikan. Bagaimana karakter guru, mata
pelajaran yang disukai dan kawan-kawan yang berkesan.
Jelas andrea juga memiliki semuanya. Simak
saja dalam Laskar Pelangi. Lintang seorang pemuda dari tanah pesisir yang pandai dan gemar berhitung atau
Matematika. Dan ia lulus cum laude dari program post graude di sheffield halam
Unifesity, United Kingdom melalui bea siswa Uni Eropa. Ia sangat menekuni
adalah pengembangan model-model princing terutama untuk teori ekonomi
telekomunikasi. Sebuah bidang yang syarat dengan ilmu matematik.
Dan dalam novel “Padang Bulan” Andrea Herata
menitipkan kegemarannya terhadap bidang studi bahasa Inggris melalui Enong,
seorang anak kelas lima SD yang sangat gemar belajar bahas Inggris.
Menggambarkan seorang guru bahasa inggris petama di kampungnya bernama bu
Nizam. Bahkan dalam Mozaik kedua Andrea Herata memberi judul “Bahasa Inggris”.
“Novel padang
bulan bermula dari kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun. Enong namanya.
Sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak harus
berhenti sekolah dan mengambil alih seluryh tanggung jawab keluarga.”
Dalam dunia
nyata. Andrea masih memberikan perhatian yang besar kepada dunia pendidikan
dengan mengajar matematika seperti lintang dan bahasa Inggris seperti Enong.
“kadang-kadang
ia mengisi waktu luang dengan sukarela mengajar matematika dan bahasa Inggris
untuk anak kecil,...” dikutip dari Chole Meslin www.chloemeslincousteau.multiply.com juni, 2010.
Jika ditinjau dari segi keluarga. Andrea
herata menghadirkan keluarga yang harmonis di setiap novelnya. Sebagai tradisi
orang melayu yang sangat menjujung tinggi martabat orang tua. Maka andrea
menghadirkan dalam lingkungan kelurganya Ikal dan Enong. Ayah adalah malaikat
berwibawa. Ayah selalu di hadirkan sebagai sosok yang bijaksana. Ayah siapa
saja dalam setiap tokoh dalam lakonya.
Berikut teks
yang menunjukan kebijaksanaan ayah,
“buku Ini
untuk anakku, Enong.
Kamus satu
miliyar kata.
Cukuplah
untukmu sampai bisa menjadi guru bahasa Inggris
Seperti bu
Mizan
Kejarlah
cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda,
Ayah
Dalam tahap
konflikasi atau tahapan masalah. Andrea benar mengaduk-ngaduk emosi pembaca.
Dalam novel laskar pelangi Lintang harus kehilangan ayahnya akibat badai laut
saat melaut. Dan dalam Novel Padang Bulan Enong juga kehilangan ayahnya akibat
tertimbun tanah galian. Keselamatan kerja membuat seseorang harus kehilangan
kebahagian. Dan sepertinya tidak ada kata selamat untuk pekerjaan seorang
bersetrata redah seperti ayah Lintang dan Enong.
Keduanya
kehilangan orang yang sangat bijaksana dalam kehidupannya. Yang harus
menjadikan kedua-duanya mengambil alih menjadi tulang punggung keluarga dan
meninggalkan bangku sekolah. Nasib rakyat kecil yang tidak pernah bergeser dari
kemiskinan, pekerjaan yang mengancam keselamatan, bekerja dibawah umur dan
problematika pendidikan. Semua berdasarkan sudut pandang Andrea yang
disampaikan secara berulang-ulang.
Lalu bagimana kehidupan cintanya?
Cinta
seakan menjadi nadi dalam kebanyakan novel di tanah air. meski andrea tidak
mengangkat tema cinta. Namun cinta selalu mengambil bagian penting. Dari laskar
pelangi hingga Bulan purnama, seorang anak Tionghoa bernama A Lim benar-benar
menarik hatinya. A Ling digambar sebagai tokoh yang sempurna. Sikap santun dan
senang menghargai.
Kisah cinta
memang sering diangkat dalam prosa romantisme. Andrea Hirata lebih dewasa
memaknai cinta yang ia masukan dalam novel-novelnya. Cinta yang ia sajikan
lebih menyentuh sisi humanisme. Cinta kepada sahabat karib, cinta kepada guru,
cinta kepada orang tua dan cinta kepada Allah. Dan satu cinta untuk A ling
tentunya. Secara proposional ia membagi cintanya. Nama A Ling dan ayah harus
berbagi cinta dalam novel Padang Bulan ini. Dan cinta kepada orang tua menjadi
sangat utama. ketika Andrea Hirata secara tragis memutus harapan cintanya
dengan A ling dan memenagkan cinta Ikal kepada Orang tuanya.
Dalam novelnya, ikal yang merupakan
perwujudan andrea dalam novel sering dikatakan bujang lapuk, bahkan dalam salah
satu keterangan :
“ikal : membentuk organisiasi
pesatuan bujang lapuk. Rustman bertindak selaku dewan penasehat.”(halaman
270)
Dalam biografi
Andrea Herata, disebutkan bahwa Andrea Herata ternyata masih lajang. Namun pada
tahun 1998 pernah hendak menikah dengan seorang perempuan bernama Rosana,
sayang pada tahun 2000 pernikahan itu gagal. Karena Rosana masih berstatus
istri orang.
3.
Sosiologi Pengarang
Kondisi suatu tempat atau wilayah seorang
penulis akan banyak mempengaruhi tema-tema yang diangkat dalam tulisanya. Bisa
jadi ide atau gagasan sebuah tulisan muncul dari rasa keperdulian pengarang
terhadap kondisi sosial Budaya yang ada dalam lingkungan penulis.
Jika kita kaji lebih jauh. Secara jelas Andrea
Hirata melukiskan Pulau Belitong, Jakarta, dan Sorbonne Paris. Sebuah kota yang
nyata dan digambarkan secara jelas dan nyata. Jelas ini bukan sebuah kota
hanyalan yang di rekayasa oleh Andrea namun pelukisan dari pengamatanya yang
nyata. Dengan kata lain Andrea benar-benar megalami kejadian demi kejadian
ditempat itu.
Latar sosial yang diambil oleh Andrea Herata adalah latar sosial
rakyat melayu. Dalam beberapa prosa yang lain seperti kumpulan cerpen “Robohnya
Surau Kami” Karya A.A Navis, penulis menuliskan keadaan masyarakat yang Unik
dengan bahasa melayu yang khas.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
membangun karya sastra diperlukan
berbagai unsur pembangun. Dibagi menjadi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur ekstrensik yang menjadi pembahasa
dalam penelitian ini adalah psikologi dan Sosiologi pengarang.
Berkaitan dan pembahasan, maka digunakan teori psikologi sastra dan sosiologi sastra.
Objek kajian sastra meliputi
tiga hal, yaitu Sastra tulis, Satra Lisan dan Sastra Pentas. Sedangkan dalam
penelitian ini, penelti mengabil objek penelitian sastra tulis berupa Novel
berjudul Padang Bulan karya Andrea Hirata.
Dalam pendekatannya
sosiologi mengamati pada tiga hal, Sosiologi pengarang, Sosiologi dalam karya
sastra dan Sosiologi Pembaca.
Dalam novel padang bulan karya andrea Hirata,
ditemukan keterkaitan teori dengan data-data yang ada dalam karya sastra. Baik
psikologi dan sosiologi.
Daftar Pustaka
Kasnadi &
Sutedjo.2010. Kajian Prosa :Kiat menyisir dunia Prosa. Yogjakarta.
Pustaka Felicia.
Antar
Semi. 2003. Kritik Sastra. Bandung. Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar