Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120)
pembelajaran dengan memberikan tugas dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar.
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Banyak sekali perumusan tentang belajar
Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar
a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.
b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain
sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.
Firman Allah S.W.T
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. PASE-PASE RESITASI
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
1. Guru memberikan tugas:
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak di¬capai.
3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (re¬sitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.3>
3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam
9. sekolah.
4. KELEMAHAN METODE RESITASI
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh-sungguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar